Selasa, 10 April 2012

LAPORAN FERMENTASI TAPE KETAN ATAU SINGKONG


KATA PENGANTAR




Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa karena-NYA saya dapat menyelesaikan laporan ini . Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada laporan ini.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari laporan ini . Kehidupan manusia semakin berkembang dan sejahtera karena adanya bioteknologi, yang semakin berkembang.
Melalui laporan ini saya ingin menjelaskan secara sederhana tentang proses pembuatan tape khususnya bagi generasi muda. Laporan ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang bagaimana proses pembuatan tape ketan dan manfaat yang ada di balik tape ketan sebagai proses fermentasi makanan.

saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan laporan yang telah saya selesaikan ini . Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam laporan ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang Saya miliki. Di mana Saya juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Seperti pepatah mengatakan bahwa, “Tak ada gading yang tak retak” demikian pula dengan laporan ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini dimohon kritik dan saran ang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan saya di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga selasai makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.




Pendahuluan


Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur jaringan.

Pengolahan pangan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan pangan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.

Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.

Ragi tape merupakan medium yang baik bagi jamur amiloletik (pemecah pati) membentuk alkohol seperti Chlamudomucor oryzae, Mucor sp, Rhyzopus Oryzae, Hansenula sp, Saccharomyces cereviseae dan candida sp.
Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula dan oleh ragi gula diubah menjadi alkohol sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis dan berbau alkohol.
Reaksi:
2(C6H10O5)n + nH2O → n C12H22O11
Amilum/pati amilase maltosa
C12H22O11 + H2O → 2 C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 → 2 C2H5OH + CO2 Glukosa alkohol

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol.



 
ISI LAPORAN



I. BAHAN-BAHAN

Alat
- Panci
- Nampan
- Kain
- Bakul saringan
- Centong nasi
- Mangkok kecil
- Sendok


• Bahan
- Beras ketan putih
- Air secukupnya
- Ragi yang telah dihaluskan
- Daun pisang




  1. CARA KERJA

1. Merendam beras ketan merah dan beras ketan putih selama 12 jam.
2. Mencuci beras ketan tersebut sampai bersih.
3. Mengukus beras ketan di dalam panci hingga 30 menit.
4. Setelah di kukus, mengangkat dan mencuci beras ketan sambil diaduk-aduk.
5. Setelah dicuci, mengukus kembali beras ketan hingga 15 menit.
6. Menghancurkan ragi hingga halus.
7. Setelah selesai mengukus, ketan diletakkan dalam sebuah wadah.
8. Diamkan sampai ketan tersebut dingin.
9. Setelah dingin, menaburkan ragi di atas ketan secara rata.
10. Masukkan ketan yang sudah diberi ragi dalam wadah yang sudah dilapisi daun pisang.
11. Mendiamkannya selama 2 malam hingga terbentuk tape ketan. 





 
HASIL PENGAMATAN


Pembuatan Tape Ketan
Beras Ketan direndam selama ± 12 jam.
Mengukus sampai matang.
Mengangkat beras ketan yang telah matang, lalu letakkan di atas tampah atau
baskom, dan mendinginkannya dengan cara mengipasinya.
Setelah dingin mencampurkan ragi yang telah dihaluskan mengaduk sampai
merata.
Membentuk bulat-bulat ketan yang telah dicampur ragi dengan bantuan
plastik
Menyimpan selama 2-3 hari pada suhu kamar kemudian memeriksa isinya,
bila sudah berbau alkohol dan mengeluarkan air berarti fermentasi sudah
berlangsung.

Pembanding Sebelum Fermentasi Sesudah Fermentasi
Tekstur Beras Bentuk seperti beras Lunak, seperti nasi
Air Tidak ada air Ada (mengandung alcohol)
Aroma Tidak ada Wangi tape (asam)

Dari hasil pengamatan di atas bahwa dapat menyimpulkan Pembuatan fermentasi tapi ketan : BERHASIL



PENUTUP


I. KESIMPULAN

Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu. Maka kesimpulannya :

  1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
  2. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
  3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
  4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.




II. KRITIK & SARAN


  1. Sebaiknya para pemuda di bekali ilmu pengetahuan yang cukup supaya cepat diterapkan
    dalam setiap langkah kehidupannya masing-masing.

    2. Kita harus menyambut fermentasi dengan baik sehingga pemanfaatannya dapat kita rasakan
    dengan sendirinya.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar